![]() |
Dok.Korban Saat di Ruangan IGD RSUD Banten |
Serang, bbiterkini – terjadi tindak kekerasan (pemukulan) terhadap seorang pelajar kelas menengah kejuruan (SMK) di Serang bernama Arga yang diduga kuat dilakukan oleh oknum aparat Polda Banten.
Kekerasan fisik yang dialami Arga bersama temanya terjadi pada Minggu 24 Agustus 2025 pukul 03:00 dini hari tepatnya di Kawasan KP3B, Serang, Banten.
Orang tua korban kepada awak media mengatakan mendapat kabar bahwa anaknya masuk ruang IGD RSUD Banten.
“Sampai rumah sakit ada pihak kepolisian dari Polda Banten yang menyampaikan kabar bahwa anak kami Arga mengalami kecelakaan lalulintas,” ujar Benny Permadi, ayah Arga.
Menurut Benny awalnya pihak keluarga merasa percaya infomasi yang disampaikan pihak kepolisian, namun dikatakan Benny dirinya merasa curiga terhadap gerak-gerik aparat kepolisian tersebut.
“Sebab kalau memang benar itu murni kecelakaan lalulintas tidak mungkin pihak kepolisian benar-benar nungguin anak saya sampai bener di tanganin oleh dokter, saya tanyalah pada pihak kepolisian yang mengantar anak saya ke rumah sakit sebenarnya apa yang terjadi dengan anak saya ini ko tumben pihak kepolisian mau nungguin anak saya, atas perintah pimpinan,” ucap Benny menirukan ucapan polisi tersebut.
Sementara itu, saksi mata kejadian yang juga teman korban, kepada awak media menyebut bahwa cedera serius di bagian kepala yang dialami Arga bukan karena kecelakaan lalulintas melainkan dipukuli oleh oknum aparat yang sedang melakukan patroli di KP3B.
Kronologi Kejadian
Saksi kunci yang tidak mau namanya disebutkan menceritakan awal kronologis kejadian bahwa dirinya bersama empat orang temanya, salah satunya Arga (korban) awalnya nongkrong disebuah bengkel.
“Tadinya kami nongkrong di bengkel temen terus saya diminta tolong ambilin spare part motor ya sudah kami bergegas untuk ambil itu spare part motor saya berempat pergi menggunakan dua motor termasuk Arga sekalian mau isi bensin, singkat cerita spare part motor sudah kita ambil terus kita mampir ke pom bensin buat ngisi bensin, lalu motor yang dipake Arga Honda beat lampunya eror (mati) akhirnya kami jalan pelan-pelan,” ujar saksi.
Dipukul Menggunakan Helm dan Tongkat
“Tiba-tiba ketemu lah sama rombongan kepolisian menggunakan motor trail yang sedang patroli, terus mereka putar balik ngejar kami yah kami kabur karena panik dan yang membuat kami panik memang kami tidak menggunakan helm ditambah kenalpot motor kami racing, terus saya dipukul sama polisi menggunakan helm bagian badan tapi saya tidak apa-apa sedangkan Arga dipukul bagian kepalanya langsung pingsan dan jatoh dari motor pas jatoh dari motor Arga masih dipukulin pake tongkat dan helm dibagian kepala,” imbuh saksi.
“Kami siap membantu keluarga Arga untuk membuat laporan kepolisian dan kami juga siap menjadi saksi karena kami juga tidak terima sahabat kami diperlukan seperti itu oleh polisi,” ucap saksi lagi.
Mendengar cerita dari saksi, Benny Permadi ayah dari Arga sangat kecewa dengan ulah oknum kepolisian Polda Banten.
“Jika anak saya salah karena menggunakan kenalpot racing dan tidak memakai helm pada saat berkendara seharusnya anak saya di lakukan pembinaan oleh kepolisian, bukan malah dipukul,” tukas Benny.
Kondisi Kritis
Terpisah, Dokter RSUD Banten yang enggan disebutkan namanya, mengklaim Arga kemungkinan kecil bisa selamat akan tetapi kalaupun selamat akan mengalami cacat seumur hidup.
“Hasil visum bagian bawah kepala Arga hancur diakibatkan kena benda tumpul seperti tongkat, kalau bagian tengkorak atas bergeser menjadi tinggi sebelah, kecil kemungkinan untuk bisa selamat sekalinya bisa selamat yah cacat dan tidak akan bisa kembali normal,” ujar dokter tersebut.
Atas kejadian yang menimpa anaknya tersebut, pihak keluarga hari ini, Senin 25 Agustus 2025 berencana akan melaporkan kejadian tersebut ke Polda Banten.
(*/red)